Permainan Tradisional Sambil Belajar

Written By @bukuanak_katalog on Rabu, 29 Oktober 2014 | 05.52

"Anak bukan tamu biasa di rumah kita. Mereka telah dipinjamkan untuk sementara waktu kepada kita dengan tujuan mencintai mereka dan menanamkan nilai-nilai dasar untuk kehidupan masa depan yang akan mereka bangun." - Dr. James C Dobson


 

Mainan anak-anak merupakan media yang digunakan untuk menghibur diri ketika tidak ada interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Anak kecil senang sekali untuk diperhatikan oleh orang tua, kakak, saudara ataupun orang-orang yang ada disekitarnya. Maka tidak heran jika anak kecil suka sekali bila ada orang yang mengajaknya berinteraksi walaupun anak kecil tersebut belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang dilakukannya.  Interaksi dengan orang tua maupun orang lain yang ada disekitarnya adalah hiburan yang didapatkan oleh anak-anak.

Sebagian besar masa anak-anak umumnya dilakukan dengan bermain dengan teman-teman sebaya atau dengan mainan anak-anak yang tersedia. Masa anak-anak adalah masa awal pertumbuhan dan perkembangan sistem motorik anak. Sistem motorik anak terbentuk dari apa yang dilakukan anak sejak kecil. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara tidak langsung juga mempengaruhi kemampuan motorik anak karena dari permainan yang dilakukan itulah logika dan cara berpikir anak akan terbentuk. Semakin rumit permainan yang dilakukan, maka akan semakin terasah kemampuan motorik anak. Hal ini bisa dilihat dari anak yang suka bermain cenderung akan lebih mudah mengatasi masalah dari pada anak yang jarang bermain.

Dari permainan yang dilakukan, anak akan menemukan masalah dan solusi yang bisa diterapkan pada kehidupannya nanti. Teman sebaya dan mainan anak-anak sangat mempengaruhi perkembangan sistem motorik anak. Bahkan sebenarnya mainan anak-anak tidak pernah lepas dari kehidupan anak. Walaupun anak-anak sering menghabiskan sebagian besar waktunya untuk pergi bermain dengan teman-teman sebaya atau teman-teman yang ada dilingkungan tempat tinggalnya, mereka tetap membutuhkan mainan untuk melengkapi kegiatan bermainnya. Banyak anak-anak yang memiliki berbagai jenis mainan karena mereka memiliki imajinasi yang berbeda-beda terhadap berbagai jenis mainan yang dimilikinya.

Orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap mainan anak-anak. Orang tua harus memberikan pengawasan kepada anaknya agar dapat bermain sewajarnya sehingga tidak merugikan orang lain. Dan sudah sepatutnya pula orang tua memberikan mainan anak-anak sebagai hiburan dan media untuk menyalurkan bakat dan imajinasinya. 

J.P. Pestalozzi ( 1746 – 827 ) dikenal sebagai pendidik yang sangat memperhatikan pendidikan anak, dengan cara mengutamakan pendidikan bagi anak-anak. Ia menganjurkan agar pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Pelajaran di dasarkan pada pengalaman, dimulai dari  tingkat yang mudah mengarah kepada tingkat yang lebih sulit ( Drs. Zulkifli,2002:2). Bahwa pendidikan yang diberikan oleh anak harus sesuai standar pikiran anak-anak. Karena apabila anak diberikan pelajaran yang sulit maka anak akan menerimanya dengan susah.

Dalam masa perkembangannya membentuk psikologi anak yang baik sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian anak, daari anak yang masih bayi hingga anak mencapai usia 6-8 tahun. Perkembangan jasmani dan rohani mulai mengarah sempurna. Mengenal lebih banyak teman dan lingkungan sosial yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ingin mengetahui segala sesuatu di sekitarnya sehingga bertambah perjalanannya. Semua pengalaman itu akan membantu dan mempengaruhi proses perkembangan berpikir anak.
Permainan“ adalah sesuatu yang dimainkan; yang digunakan untuk bermain. Tradisional adalah berpegang teguh terhadap kebiasaan turun temurun; Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang secara turun temurun. Jadi arti dari permainan tradisional adalah suatu hal yang berhubungan dengan bermain yang sifatnya turun temurun atau  warisan nenek moyang.

Permainan tradisional sebagian besar berupa permainan anak yang merupakan bagian dari folklore. Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari zaman yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan tiada bedanya. Permainan 
tradisional bukanlah hanya sekedar alat penghibur hati, sekedar penyegar pikiran atau sekedar sarana berolah raga tetapi memiliki berbagai latar belakang yang bercorak rekreatif, kompetitif, paedogogis, magis dan religius. Permainan tradisional juga menjadikan orang bersifat terampil, ulet, cekatan, tangkas dan lain sebagainya ( Drs. Ahmad Yunus, 1980 / 1981 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional adalah suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan sebagai bagian dari proses perkembangan anak.

Salah satu jenis Permainan Tradisional dapat ditemukan di Komunitas Hong. Komunitas Hong mengelola tempat ini dengan area yang cukup besar untuk menampung lebih dari 100 orang ditambah area parkir luas hingga 20 mobil dan 50 motor.  
..kata ‘hong’ mempunyai arti harfiah  ‘bertemu’. Dipastikan akan sulit bagi Anda menemukan tempat semacam ini di Indonesia dan bisa jadi ini adalah pelopor dan satu-satunya!

Anda dapat belajar membuat ragam mainan dari daun kelapa membentuk seperti udang, pecut, dan keris. Ikutlah juga bermain boy-boyan, bebentengan, atau enggrang yang selain membawa keceriaan juga mampu melatih keseimbangan anak-anak. Permainan tradisional ini sarat nilai-nilai luhur dan pengetahuan. Setiap minggunya juga ada acara Buka Leuit (lumbung mainan), upacara hempul, dan hong jaga leuweung (wana wani wano).

Di Komunitas Hong juga ada leuit hempul yaitu lumbung besar untuk menyimpan mainan, ada saung gede berupa ruang berbentuk saung serba guna fungsinya. Selain itu ada saung lisung dan saung jawa (penasaran? datanglah kemari!), serta Amphi Theater dengan kapasitas  50 orang. 

Permainan anak-anak zaman sekarang lebih mengeksplorasi kemampuan individual sehingga mereka menjadi kurang kreatif, anti sosial, serba mau cepat, dan malas bergerak. Mungkin Anda khawatir ketika anak sudah kecanduan permainan modern yang beberapa di antaranya justru mengenalkan kekerasan.
Pendiri Komunitas Hong adalah Mohammad Zaini Alif atau sering disapa Kang Zaini. Ia meneliti tentang seni dan budaya sejak 1996, kemudian tahun 2005 komunitas ini berdiri hingga peresmiannya tahun 2008. Dilatarbelakangi penelitian permainan Sunda kemudian Kang Zaini berniat melestarikannya dengan mendirikan Komunitas Hong. Dia bercita-cita menghidupkan kembali berbagai khazanah permainan tradisional Jawa Barat dan Nusantara. Kang Zaini mendapat penghargaan sebagai Social Entrepreneur dari British Council 2010 atas upayanya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar melalui Komunitas Hong. 

Saat ini Komunitas Hong telah mendokumentasikan 250 macam permainan anak tradisional Sunda, 213  permainan tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta 50 jenis permainan dari Lampung. Selain itu, komunitas ini berupaya menjadi Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat dengan koleksi sekitar 100 jenis permainan tradisional dari 10 negara. Harga paket masuknya adalah Rp. 50.000 per orang. Temukan tempat menarik ini di  Pakarangan Ulin Dago Pakar, Jalan Bukit Pakar Utara No. 35, Bandung. Lokasinya di Dago Atas dapat dijangkau dengan angkot jurusan Dago-Ciburial hingga pertigaan Dago Pakar kemudian dilanjutkan naik ojek. Dengan kendaraan pribadi atau sewaan maka Anda dapat lebih mudah dan cepat mencapainya.


Contact Person:
Patriot Indah Wisata
085693925923
email: patriotindahwisata@gmail.com
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Trip Jawa Barat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger